Jumat, 18 April 2008

Apakah Autotroph dan Heterotroph itu?

AUTOTROPH
adalah organisme yang kebutuhan karbonya berasal dari karbon anorganik seperti CO2, H2CO3
contohnya: phytoplankton

HETEROTROPH
adalah organisme yang kebutuhan karbonya berasal dari karbon organik seperti karbohidrat, lemak, protein
contohnya hewan, tumbuhan tak berklorophil, bakteri

Perbedaan autotroph dengan heterotroph

AUTOTROPH
- banyak pergantian air
- dominan plankton
- tergantung sinar matahari
- pupuk anorganik
- arerator malam hari harus cukup, siang bisa dikurangi
- cocok untuk lingkungan yang masih bagus

HETEROTROPH
- sedikit/tanpa ganti air
- mengandalkan dominasi mikroba/bakteri
- tidak tergantung sinar matahari
- menggunakan bahan organik
- aerator harus cukup, siang maupun malam
- cocok diterapkan di semua tempat

Membaca kontrol anco

Kolam udang dengan luas sampai 5000 m2, dipasang 4 buah anco. Sedangkan untuk 1 ha lahan 10 unit anco. Hasil pengontrolan merupakan informasi penting untuk menenentukan porsi pakan berikutnya. Contoh kriteria pengontrolan anco adalah :
H : habis
SS: sisa sedikit
SB: sisa banyak
B : banyak

Banyak petambak menggunakan kriteria kontrol seperti diatas. Ada juga yang hanya mencantumkan berapa anco yang habis pakannya. Lainya lagi hanya mencantumkan berapa anco yang tidak habis pakannya tanpa melihat seberapa banyak sisa pakannya.

Sebagai contoh penambahan atau pengurangan pakan berdasarkan informasi kontrol anco sebagai berikut:

kriteria anco pakan

- habis 4 + 10%
- habis 3 + 0 - 5%
- habis 2 - 20%
- habis 1 - 40%
- habis 0 - 50%

Ketepatan porsi pakan ditentukan informasi anco dan juga cara menambah maupun menurunkan pakan harian. Akurasi informasi anco berasal dari:
- tepat timbangan
- tepat waktu pakan
- tepat waktu kontrol
- kondisi anco

Kontrol anco

Pengontrolan anco dimulai pada saat udang umur 30 hari. Ada beberapa petambak memulai pengontrolan lebih awal di kisaran umur 22 hari (3 minggu). Lebih terperinci sebagai berikut:

umur  %anco  jam
 30      0.5       3
 40      0.5       2.30"
 50      0.6       2
 60      0.8       2
 70      1.0       1.45"
 80      1.0       1.30"
 90      1.2       1.15"
100     1.2       1
110     1.4       1
120     1.4       1

Anco

Anco adalah sebuah alat yang bentuknya sederhana namun banyak fungsinya. Budidaya udang selalu menyertakan anco dalam kegiatan rutin setiap hari. Bentuk anco yang umum digunakan bulat dengan diameter 80cm atau bentuk bujur sangkar 80 x 80 cm. Tinggi dinding anco antara 5 - 10 cm. Dasar anco terbuat dari waring hijau. Kerangka terbuat dari besi diameter 10 mm atau yang tahan karat menggunakan bahan stenless steel.

Anco diletakkan di daerah pakan yang tidak terlalu kuat arus airnya. Digantung menggunakan tali 5 cm diatas dasar kolam. Untuk memudahkan pengontrolan anco dibuatkan jembatan anco. Anco diusahakan memiliki berat cukup agar tidak terbawa arus, bisa ditambah pemberat.

Anco berfungsi untuk mendapatkan informasi tentang udang. Yang utama adalah untuk mengontrol nafsu makan udang dan untuk menentukan porsi pakan. Fungsi lainya untuk mengetahui kesehatan udang.

Cara membuat fermentasi

Fermentasi pada budidaya udang diberikan untuk pembentukan plankton di awal tebar. Bahan yang digunakan dan caranya adalah sebagai berikut:
- katul 10 kg
- saponin 5 kg
- molase 1 lt
- ragi 200 gr
- air secukupnya
- bahan dicampur jadi satu
- disimpan tertutup (anaerob) selama 48 jam

- Bahan tersebut diberikan untuk lahan seluas 0.5 ha.
- Ditebar pagi hari.
- Diberikan sampai pada kecerahan 60 cm.

Ada tambahan dan saran?

Kamis, 17 April 2008

Harus berani berubah

Sudah saatnya sekarang diterapkan sistem budidaya udang yang ramah lingkungan sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian alam. Untuk mewujudkannya memang banyak yang harus dikerjakan. Dibutuhkan kesiapan yang tidak hanya berupa cara budidaya atau sistem budidaya namun juga kesiapan sarana pendukung. Cara budidaya yang saat ini dianggap paling aman adalah berangkat dari konsep memutus rantai penyakit dan mengisolasi tempat budidaya udang dari lingkungan sekitarnya.

Tandon air
Penggunaan sumber air secara langsung sebaiknya dihindari. Perlakuan air secara fisik berupa penyaringan dan pengendapan ditandon perlu diterapkan. Pembasmian hama dan carier dengan bahan kimia yang sesuai dosis dan peruntukanya. Perlakuan biologis sangat dianjurkan. Ketiga bentuk perlakuan secara fisik, kimia dan biologi dimaksudkan untuk karantina air yang mampu memutus rantai penyakit dari lingkungan sekitar.

Hemat air
Sistem budidaya yang mengandalkan pergantian air dan boros air harus dirubah. Banyak ganti air berarti menyerahkan proses perombakan limbah ke lingkungan sekitar. Sangat bijak kalau melakukan pengolahan air buangan terlebih dahulu sebelum dibuang. Hasil daur ulang air buangan bisa dimasukkan ke dalam sistem tandon untuk digunakan lagi.

Heterotroph
Agar bisa menghemat air sistem budidaya yang digunakan adalah sistem heterotroph. Sistem ini mengedepankan dominasi bakteri daripada algae didalam proses menjaga kestabilan kualitas air. Kelimpahan bakteri akan membentuk suatu gumpalan yang disebut floc. Semakin banyak semakin besar perannya didalam merombak limbah. Efisiensinya dalam merombak nitrogen jauh lebih efisien daripada algae (plankton) yaitu 10 hingga 100 kali.

Bioscurity
Sebenarnya konsep ini berjalan 2 arah. Pertama merupakan perlindungan atau proteksi tempat budidaya udang dengan lingkungan sekitarnya. Yang kedua melindungi lingkungan sekitar dari segala bentuk kegiatan budidaya beserta keluarannya. Oleh karenanya keberlanjutan budidaya dan kelestarian lingkungan dapat dijaga.

Kesiapan sarana
Pada awalnya seakan membutuhkan penambahan sarana pendukung yang tidak sedikit. Namun akan tertutupi dengan peningkatan produktifitasnya.
Setidaknya ada 2 hal secara fisik sarana yang dibutuhkan. Pertama sistem tandon yang tentunya mengurangi efisiensi lahan. Kedua adalah energi terutama untuk menggerakkan kincir meningkat. Hal ini berkaitan dengan optimalisasi peran bakteri dalam sistem perombakan limbah nitrogen.

Bagaimana menurut anda?

Senin, 14 April 2008

Open sistem

Strategi budidaya udang erat kaitannya dengan kualitas sumber air yang digunakan selama proses produksi berlangsung. Sumber air yang bagus merupakan berkah luar biasa karena:
- hampir pasti dapat dijadikan solusi dari permasalahan udang maupun kualitas air kolam dengan melakukan pergantian air.
- biaya produksi pada pos energi relatif hemat. Tidak memerlukan bahan kimia dan perlakuan tambahan sebelum digunakan. Tidak memerlukan tandon air sehingga pompa distribusi tidak diperlukan. Demikian juga dengan efektivitas pemakaian lahan optimal karena seluruh lahan digunakan untuk budidaya. Oleh karenanya diwilayah yang mutu airnya masih bagus sistem budidaya model terbuka jadi pilihan yang tepat. Permasalahannya adalah sudah sangat sulit menemukan tempat dengan sumber air yang baik. Pada akhirnya sistem budidaya terbuka perlahan ditinggalkan. Ada baiknya wilayah yang perairannya masih bagus para pengelola tambak juga memikirkan manajemen limbah, untuk menjaga kelestarian dan keberlanjutannya. Tempat yang sudah tinggi tingkat cemarannya sudah pasti membutuhkan kepedulian kita semua untuk perbaikannya. Minimal tidak memperparah lebih baik lagi mengolah limbah sebelum dibuang.

Sejarah udang vanamae

Kedekatan kita dengan udang vanamae ternyata tidak mampu menelusuri asal mula tata namanya atau penamaannya. Ada pepatah tak kenal maka tak sayang maka ada baiknya mengenal lebih jauh udang vanamae dengan mengetahui asal mulanya. Adalah Lakhsmie arthantie seorang wanita muda yang tengah melakukan riset dibidang perikanan. Penelitiannya tentang pengaruh limbah berbahaya terhadap hormon pertumbuhan udang. Untuk riset ini beliau melakukan penelitian pendahuluan di ebol -ebol wilayah terpencil propinsi ntb. Dipilihnya tempat ini karena peralatan laboratorium yang dibutuhkan ada dilokasi ini. Lakhsmie arthantie memulai risetnya dengan memberikan logam berat berupa Pb dengan dosis yang masih dirahasiakan. Berikutnya beliau menggunakan logam berat yang berbeda. Selama penelitian nampak udang mengalami pertumbuhan. Seberapa besar pengaruhnya masih akan dilakukan riset lagi. Semula beliau akan melakukan penelitian pada udang windu namun karena sudah jarang dibudidayakan akhirnya menggunakan udang jenis lainnya. Lokasi penelitiannya sangat terpencil, tidak ada akses untuk internet sehingga sering kali beliau kesulitan mencari informasi. Pada akhirnya selesai juga riset pendahuluan ini, namun masih menyisakan pertanyaan tentang nama udangnya. Sebagai tanda perpisahan beliau mengadakan makan bersama. Menu utamanya tak lain adalah udang. Sambil menyantap udang yang masih fresh from the oven dan masih hot, beliau mencoba mencari informasi terakhir. Beliau menanyakan ''ini namanya udang apa?" pak sukep yang ditanya sambil makan berkata "phana(s) mi(bu)". Dengan senang hati bergegas pulang karena sudah menemukan nama udang itu, tanganya mengepal dan beliau berkata "vanamae"

Sejarah blog mumet udang

Blog mumet udang muncul dari sebuah keprihatinan pada bidang perikanan khususnya budidaya udang. Bisnis ini sungguh menggiurkan namun tidak jarang bukan keuntungan yang diperoleh tetapi hanya sekedar menelan air liur. Kenapa demikian?
Setumpuk permasalahan penyakit yang tidak pernah ada solusi jitu kerap kali membuat petambak gagal panen. Harga komponen produksi yang terus bergerak naik hingga mendekati langit ke tujuh membuat kalkulasi keuntungan hanyalah sepintas bayangan di awang awang. Ironisnya lagi petambak tidak mampu menentukan harga jual udang sehingga keuntungan kian tak pasti. Blog ini mencoba mengangkat harkat dan martabat petambak dan untuk memajukan perudangan indonesia. Diharapkan yang mumet tidak bertambah mumet, yang stress, yang botak, yang kurus, yang stroke, yang pikun, yang gila tidak bertambah parah. Blog ini menampung pemikiran yang berhubungan dengan udang. Menampung segala ide, baik itu ide cemerlang / brilian, sampai ide gila sekalipun. Banyak hal yang mesti dikaji untuk merubah bisnis ini menjadi bisnis primadona. Kajian tentang sumber air, tanah, cuaca, iklim, plankton, beragam penyakit, bakteri, virus, induk, benur, pakan, manajemen pakan, kontrol pakan, kualitas air, listrik, mesin, dinamo hemat energi, kincir, pompa air, sistem tandon, sistem budidaya yang ramah lingkungan, manajemen limbah, sistem autotroph atau heterotroph, bioscurity, do, nitrit, amoniak, vibrio, permodalan, keamanan lingkungan, masalah sosial dan... memang ternyata banyak permasalahannya. Oleh karenanya blog ini tidak dapat menuntaskan segudang masalah itu tanpa keikutsertaan anda. Pemikiran anda akan sangat berguna untuk kemajuan budidaya udang. Yang perlu digaris bawahi bahwa apa yang terdapat pada blog ini tidak selalu merupakan jawaban dari segala permasalahan. Jadi kami tidak menganjurkan untuk mengikuti saran saran yang ada. Silahkan mendalami terlebih dahulu dan memutuskan sendiri. Salam sukses, ¤digdigvanmae¤