Senin, 14 April 2008

Sejarah udang vanamae

Kedekatan kita dengan udang vanamae ternyata tidak mampu menelusuri asal mula tata namanya atau penamaannya. Ada pepatah tak kenal maka tak sayang maka ada baiknya mengenal lebih jauh udang vanamae dengan mengetahui asal mulanya. Adalah Lakhsmie arthantie seorang wanita muda yang tengah melakukan riset dibidang perikanan. Penelitiannya tentang pengaruh limbah berbahaya terhadap hormon pertumbuhan udang. Untuk riset ini beliau melakukan penelitian pendahuluan di ebol -ebol wilayah terpencil propinsi ntb. Dipilihnya tempat ini karena peralatan laboratorium yang dibutuhkan ada dilokasi ini. Lakhsmie arthantie memulai risetnya dengan memberikan logam berat berupa Pb dengan dosis yang masih dirahasiakan. Berikutnya beliau menggunakan logam berat yang berbeda. Selama penelitian nampak udang mengalami pertumbuhan. Seberapa besar pengaruhnya masih akan dilakukan riset lagi. Semula beliau akan melakukan penelitian pada udang windu namun karena sudah jarang dibudidayakan akhirnya menggunakan udang jenis lainnya. Lokasi penelitiannya sangat terpencil, tidak ada akses untuk internet sehingga sering kali beliau kesulitan mencari informasi. Pada akhirnya selesai juga riset pendahuluan ini, namun masih menyisakan pertanyaan tentang nama udangnya. Sebagai tanda perpisahan beliau mengadakan makan bersama. Menu utamanya tak lain adalah udang. Sambil menyantap udang yang masih fresh from the oven dan masih hot, beliau mencoba mencari informasi terakhir. Beliau menanyakan ''ini namanya udang apa?" pak sukep yang ditanya sambil makan berkata "phana(s) mi(bu)". Dengan senang hati bergegas pulang karena sudah menemukan nama udang itu, tanganya mengepal dan beliau berkata "vanamae"

1 komentar:

Sidiq Suera mengatakan...

Ha.. Ha..
Kalau jawaban pertanyaan bu lakhsmie adalah
'mak nyuus..' kira kira apa juga bisa jadi nama latin udang itu?